klikata.co.id|Bukittinggi|Erman Safar, Wali Kota Bukittinggi mengungkap adanya dugaan inses atau hubungan sedarah antara ibu dan anak yang terjadi di Kota Bukittinggi. Pernyataan kontroversi yang disampaikan oleh Erman Safar, Wali Kota Bukittinggi tersebut menuai spekulasi publik. Disisi lainnya, Erman safar juga menjelaskan secara terperinci, dan telah melakukan tindakan atas terjadinya peristiwa hubungan antara ibu dan anak tersebut dihadapan para peserta kegiatan Sosialisasi Pencegahan Pernikahan Anak yang berlangsung di rumah dinas Wali Kota Bukittinggi, Rabu (22/6/2023).
klikata.co.id menelusuri keabsahan informasi yang disampaikan oleh Erman Safar tersebut. Dalam penelusuran yang dilakukan, klikata.co.id memperoleh informasi dari mana berawalnya dugaan hubungan sedarah antara ibu dan anak itu terjadi. Sukendra Mandra, Ketua Intitusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Gangam Solidaritas Kab.Agam adalah sosok orang pertama yang menceritakan dugaan inses atau hubungan sedarah antara ibu dan anak ini terjadi pada Erman Safar. Sukendra Mandra saat diwawancarai oleh klikata.co.id, Jumat,(23/6/2023) membenarkan bahwa dugaan pelaku inses ini terungkap saat dirinya melakukan asesmen pada anak yang diduga korban napza, dan hasil asesmen tersebut yang disampaikan ke Erman Safar, Wali Kota Bukittinggi.
"Ketika anak ini diantarkan ke IPWL oleh keluarganya, ternyata mengidap penyakit secara fisik dan mental. Untuk fisik anak ini menderita penyakit asam lambung akut. Pengakuan hubungan sedarah antara ibu dan anak ini terungkap saat melakukan wawancara lisan maupun tulisan" ungkap Sukendra Mandra
Lebih lanjut, Sukendra menjelaskan bahwa anak yang diduga pelaku inses ini telah kecanduan lem dan zat adiktif lainnya sejak SMP hingga SMA
"Secara kejiwaan diduga pelaku inses ini sudah terganggu. Kondisi ini dampak dari pengunaan lem sejak SMP. anak yang diduga pelaku perbuatan inses ini telah sering malakukan hubungan intim dengan ibu kandunganya" ungkap Sukendra.
Disisi lainnya, Sukendra juga menjelaskan bahwa keterangan ini baru dari anak dan belum ada keterangan pihak keluarga.
"ini baru keterangan dari anak setelah dilakukan asesmen berulang-ulang kali, dan belum ada keterangan dari pihak keluarga serta IPWL tidak memiliki kewenangan sejauh itu" ujar Sukendra
Klikata.co.id juga berkesempatan hadir untuk melihat anak yang diduga telah melakukan hubungan sedarah dengan ibu kandungnya di IPWL, Jalan Surau Usang, Ampang Gadang, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam.
Dalam sesi wawancara yang didampingi oleh Sukendra, anak tersebut memberikan keterangan yang berubah-ubah tanpa ada kejelasan seperti yang diceritakan oleh Erman Safar, Wali Kota Bukittinggi. Sukendra juga melihatkan pengakuan tertulis dari anak tersebut pada awak media yang hadir di IPWL.
Informasi Sukendra ke Erman Safar
Sukendra menceritakan bagaimana informasi ini bisa sampai ke Erman Safar. Kondisi ini berawal dari adanya program pengobatan gratis di Pemko Bukittinggi dan Sukendra berinisiatif untuk menyampaikan pada Wali Kota Bukittinggi
"Saya menyampaikan pada Erman Safar bahwa ada warga bukittinggi yang berada dalam penanganan IPWL dan menderita penyakit asam lambung" kata Sukendra
Lebih lanjut, Sukendra juga menjelaskan bahwa Erman Safar berkunjung ke IPWL dan sempat memberikan sumbangan.
"Disaat itu saya menyampaikan pada Erman Safar bahwa telah terjadi dugaan inses di Kota Bukittinggi. Selajutnya kami menyarankan ke Wali Kota supaya ada tindakan khusus, dan perlu merujuk ke RSJ di Padang, namun pihak keluarga belum ada kepastiannya, dan Wali Kota meminta agar anak ini dititip di IPWL dulu. Ada 3 orang warga Bukittinggi dalam penanganan IPWL dan berpotensi ganguan kejiwaan"kata Sukendra
Disisi lainnya Sukendra juga mengapresiasi langkah Erman Safar, Wali Kota Bukittinggi telah mau membahas persoalan kerawanan sosial di tengah musim politik.
"Sangat jarang kepala daerah yang mau membahas persoalan kerawanan sosial, penyimpangan prilaku sosial, kita apresiasi bahwa beliau telah berpikir untuk kedepannya" ungkap Sukendra
Tanggapan Pihak Polresta Bukittinggi
Polresta Bukittinggi merespon terkait adanya dugaan inses atau hubungan sedarah dengan malakukan penyelidikan dengan memeriksa ibu dan anak tersebut. AKP.Fetrizal, S.IK, Kasat Reskrim Polresta Bukittinggi saat diwawancarai oleh klikata.co.id mengatakan telah melakukan pemeriksaan pada dua orang dan melibatkan psikolog serta Dinas DP3AP2KB Kota Bukittinggi
"Keterangan selalu berubah-ubah dan berbeda, dan dilihat kondisinya seperti ganguan psikis, ganguan mental dampak dari pengaruh konsumsi lem sejak SMP. Kalau dari ibunya tidak pernah malakukan hal demikian" ungkap Fetrizal
Tanggapan Pemerhati Kota Bukittinggi
Ridwan, Pemerhati Kota Bukittinggi melihat pernyataan Erman Safar seperti peristiwa yang telah terjadi. Adapun hasil penyelidikan pihak kepolisian tidak menemukan perbuatan inses antara ibu dan anak tersebut.
"Adanya pernyataan Wali kota tentu membuat orang percaya. Faktanya pernyataan tersebut tidak terbukti sama sekali. Hasil dari penyelidikan pihak kepolisian sudah jelas bahwa hubungan inses tersebut tidak terjadi. Stigma negatif telah melekat ke masyarakat Kota Bukittinggi beserta keluarga yang diduga oleh Erman safar sebagai pelaku inses selama bertahun tersebut. Informasi yang disampaikan oleh Erman Safar selaku Wali Kota Bukittinggi telah terbantahkan dengan hasil penyelidikan pihak kepolisian, dan tentu diduga Erman Safar telah melakukan pembohongan publik" kata Ridwan
Ridwan sangat menyesalkan pernyataan Erman Safar yang telah membuat kegaduhan serta melekatkan stigma hafiz quran, keluarga religi, dan jilbab besar pada keluarga yg tidak bisa dibuktikan melakukan perbuatan "inses" tersebut. (RJA)