Semangat Inovasi - KliKata.co.id

Menggenapi Rancang Bangun Transportasi Pintar di Nusantara
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau langsung lokasi calon Bandara Baru Penunjang Ibu Kota Negara (IKN) di Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur. Dok Kemenhub
News / Internasional

Menggenapi Rancang Bangun Transportasi Pintar di Nusantara

Selasa, 15 Maret 2022 08:47 WIB oleh admin

Klikata.co.id | Kaltim |Kalimantan Timur belakangan ini menjadi titik perhatian masyarakat dalam maupun luar negeri. Apalagi Undang-Undang Ibu Kota Negara (IKN) telah diterbitkan, sehingga menguatkan kepastian bahwa pemerintah segera memindahkan IKN ke lokasi yang diberi nama Nusantara, pada 2024.

Lokasi yang telah ditentukan sebagai IKN baru Indonesia sebagian terletak di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan sebagian lainnya di wilayah Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Tempat itu dipilih karena luas areal dan letaknya strategis, serta infrastruktur transportasi darat, laut, dan udaranya sudah ada. Kendati masih diperlukan adanya peningkatan dan pengembangan secara lebih optimal, tekad pemerintah dalam memilih lokasi IKN di PPU, Kalimantan Timur telah bulat.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pernah mengatakan, dalam sebuah kesempatan, bahwa pihaknya sudah menyiapkan rancangansmart transportation. Oleh karena itu, desain yang sedang dikerjakan oleh Kementerian Perhubungan menjadi bagian yang sangat penting di Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara.

Smart transportationyang dimaksud itu akan mencakup moda darat, laut, dan udara, dengan prinsip mengembangkan yang sudah ada dan merancang yang belum ada. Untuk moda transportasi darat, rencana yang ada menyebutkan bakal dikembangkan fasilitas pejalan kaki, sepeda, kendaraan listrik berbasis baterai, dan kendaraan otomatisasi (autonomous) untuk angkutan bus.

Kelak, IKN juga akan dilengkapi fasilitas umummass rapid transitatau moda raya terpadu (MRT) yang menghubungkan langsung Bandara Sepinggan, Balikpapan, dengan lokasi Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Nusantara. Lalu untuk pengembangan moda transportasi laut, akan menggunakan kapal otomatisasi untuk kapal penumpang dan barang, serta konsepsmart portdantraffic separation scheme(TSS). Sedangkan untuk moda transportasi udara, ungkapnya lagi, Kemenhub akan membangun bandara mengusung konsep aerotropolis yang cerdas, terintegrasi, dan ramah lingkungan.

Pada Senin, 21 Februari lalu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan kunjungan kerja ke Kalimantan Timur. Menhub melakukan rapat koordinasi dengan jajaran Ditjen Perhubungan Udara, pemerintah daerah, dan unsur terkait lainnya di Bandara Aji Muhammad Sulaiman, membahas kesiapan sektor transportasi udara untuk mendukung rencana pemindahan IKN. Hadir dalam rakor, Direktur Angkutan Udara Kemenhub Maria Kristi, Direktur Bandar Udara Kemenhub Nafhan Syahroni, dan jajaran Otoritas Bandara Wilayah VII Balikpapan.

Usai rapat, Menhub Budi bersama Gubernur Irsan dan rombongan pejabat Ditjen Hubud dan Muspida PPU menggunakan Helikopter Sikorsky S76C mendarat di lokasi Helipad Pulau Balang pada pukul 12.30 WITA. Kemudian, rombongan melanjutkan perjalanan menuju lokasi Bandara IKN yang berada di Kelurahan Gersik, Kecamatan Sepaku, Kabupaten PPU.

Menhub mengaku telah melakukan studi penentuan lokasi calon bandara baru yang lokasinya sangat strategis, yaitu berada di antara kawasan IKN dan Balikpapan. Kelak lokasi ini akan dihubungkan oleh jalan tol, baik dari Balikpapan maupun IKN. "Titik tersebut telah sesuai dengan jaringan jalan yang direncanakan Kementerian PUPR dan Bappenas," kata Budi Karya Sumadi

Bandara baru ini nantinya memiliki panjang landas pacu (runway) sepanjang 3.000 meter x 45 meter, dan bisa didarati pesawat berbadan besar, seperti Boeing 777. Diharapkan bandara baru tersebut bisa diselesaikan pada 2024.

"Melihat situasi di lapangan dan pengalaman membangun Bandara YIA (Yogyakarta International Airport) yang ukurannya sama, itu bisa dilaksanakan," kata Budi Karya.

Perlu diketahui, Bandara Internasional Yogyakarta-Kulon Progo (YIA) yang dikelola oleh Angkasa Pura Airports berhasil meraih sertifikat "Gold" Greenship dari Green Building Council Indonesia (GBCI). YIA dibangun dengan investasi dana sebesar Rp11,3 triliun, di mana Rp7,1 triliun digunakan untuk pembangunan fisik dan Rp4,2 triliun untuk pembebasan lahan.

YIA memiliki landas pacu sepanjang 3.300 meter lebih panjang. Sehingga, Bandara YIA mampu digunakan untuk mendarat pesawat jenis Airbus A380 dan Boeing 777, seperti pesawat dari Eropa, Amerika, Arab Saudi, dan negara Asia yang lain.

Dengan luas terminal sebesar 219.000 meter persegi dan total luas area bandara mencapai 587 hektare, menjadikan YIA sebagai salah satu bandara terbesar di Indonesia dengan kapasitas saat ini dapat menampung hingga 20 juta penumpang per tahun. Pada kapasitas ultimate, kelak YIA dapat menampung hingga 24 juta orang per tahun.

YIA memiliki kapasitas 17parking standyang dapat menampung 5 pesawatwide bodydan 12 pesawatnarrow bodyatau 22parking standuntuk pesawatnarrow bodyserta dilengkapi dengan 10 aviobridge dan terminal kargo dengan kapasitas 500 ton/hari. Landas pacu bandara ini memiliki dimensi 3.250 m x 45 m dengan nilai PCN 93 F/C/X/T hingga dapat melayani pesawat terberat seperti Boeing B-777 dan pesawat terbesar seperti Airbus A380.

Lokasi IKN sendiri telah dikepung bandara berkelas internasional yang ada di Balikpapan dan Samarinda. Bandara yang ada di Kota Balikpapan, yakni Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, sedangkan di Samarinda adalah Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto.

Jarak tempuh dari bandara itu ke Kutai Kartanegara atau ke PPU paling cepat adalah dua jam melalui jalur darat. Keduanya akan terkoneksi dengan tol yang menyambung antara Balikpapan-Samarinda, sepanjang 99,35 kilometer, menuju IKN baru.

Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sepinggan, Balikpapan, memiliki panjang landasan 2.500 meter. Luas terminal domestik mencapai 1.704 meter persegi. Bandara ini sudah bisa didarati oleh pesawat Boeing 900 ER, Bombardir, Boeing 700 ER, DASH 7, ATR 48, ATR 72 dan Caravan, Boeing 737.

Sedangkan Bandara APT Pranoto, Samarinda, memiliki landasan dengan panjang 2.250 meter x 45 meter,taxiwayberukuran 173 meter x 23 meter, apron 300 meter x 123 meter. Bandara APT Pranoto mampu melayani pesawat Boeing 737-900 ER. Selain itu, masih ada juga Bandara Maratua di Kepulauan Derawan, Pulau Maratua, yang hanya bisa dilandasi oleh pesawat ATR 72.

(sumber :indonesia.go.id)

Komentar
Konten Terkait