Klikata.co.id|Bukittinggi|Gegap gempita warga dan Pemerintah Kota Bukittinggi dalam menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 tahun, berbanding terbalik dengan nasib yang dialami pasangan suami istri Dika dan Nurmai, warga RT 05/Rw 06, Banda Derek, Kelurahan Pakan Kurai, Kecamatan Guguak Panjang. Dika dan Nurmai terpaksa gadai KTP serta SIM untuk bisa bertahan hidup demi mendapat makanan. Perihal ini diketahui oleh tim media beserta komunitas sosial masyarkat atas informasi warga.
Rudi Arnel, tim media yang langsung mengunjungi kediaman Dika dan Nurmai menceritakan kondisi keluarga ini, Sabtu (17/8)
"Komunitas sosial masyarakat langsung membawa sembako ke rumah keluarga tersebut. Bayangkan mereka gadai KTP serta SIM agar bisa mendapat beras dan makanan. Terkadang mereka tidak makan selama 2 hari. Tempat tinggal mereka jauh dari layak. Awalnya mereka menolak kedatangan media" kata Rudi ke klikata.co.id
Lebih lanjut, Rudi Arnel menceritakan bahwa Dika dan Nurmai memiliki empat orang anak. Kondisi ekonomi mereka sulit, dan Dika hanya bekerja serabutan.
"Komunitas sosial masyarakat membawa keluarga ini untuk membeli kebutuhan sembako, kebutuhan sekolah seperti baju, sepatu, buku, dan lainnya. Setelah itu keluarga ini dibawa makan oleh komunitas soial masyarakat. Untuk SIM yang tergadai ditebus senilai Rp. 345.000,-, dan KTP senilai Rp. 100.000,-, disaat hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke -- 79 th" ujar Rudi Arnel
Disisi lainya, Rudi Arnel melihat bahwa Dika dan Nurmai adalah contoh pasangan nelangsa dibalik semarak bansos yang ditebar oleh Pemerintah Kota Bukittinggi.