Klikata.co.id|Bukittinggi|Perwakilan aliansi badan eksekutif mahasiswa (BEM)Sumatera Baratmelakukan demo menuntut penyelesaian kasus dugaan mark up harga warung ustman dalam program Bng Wako Peduli yang mengunakan dana hibah APBD Pemko Bukittinggi sebanyak 1,5 milyar, dan penyalahgunaan wewenang oleh Komisioner Baznas di Kejari Bukittinggi, Jumat (19/7).
Darwansyah, kordinator lapangan aliansi BEM Sumbar dalam orasinya manyampaikan bahwa sudah ada audit Baznas RI ke Baznas Bukittinggi, dan terbukti pihak-pihak yang mengemban amanah tersebut ditemukan melakukan pelanggaran berat serta penipuan dalam program yang dilaksanakannya.
"Kami meminta pihak Kejari Bukittinggi lebih serius dalam menangani kasus Baznas ini. Hasil audit yang di keluarkan oleh Baznas RI sudah menemukan titik terang, dan kami meminta kepada Kejari Kota Bukittinggi agar secepatnya menuntaskan kasus yang sedang bergulir "ucap Darwansyah
Darwansyah juga mengungkapkan bahwa penguasa saat ini melakukan intervensi mahasiswa melalui pihak akademik kampus UIN supaya tidak melakukan aksi demo terkait penyelesaian kasus Baznas Bukittinggi ke Kejari Bukittinggi.
"Bukti adanya intimidasi dari penguasa melalui pihak kampus UIN, saya dihubungi pihak akdemik dengan mengirim pesan aplikasi whatsapp yang berbunyi: pak wali agak keberatan dengan kegiatan ini, tolong sampaikan ke Rektor agar kegiatan demo ini bisa dicegah. Tidak hanya itu, MF yang berafiliasi dengan penguasa juga melakukan hal yang sama dengan menghubungi peserta aksi demo sebelum kegiatan ini terlaksana. Saya secara pribadi saja ditlp beulang-ulang kali, tidak saya respon. Hal yang anehnya, aksi ini dituduh ditunggangi oleh kepentingan politik. Padahal kekuasaan mereka ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan. Kalau mereka bersih, kenapa harus risih, apalagi menyampaikan pendapat dimuka umum dijamin oleh konstitusi"ujar Darwansyah
Dimas Pratama, Gubernur FH UMSB yang ikut dalam aksi demo di depan Kantor Kejari Bukittinggi juga menyoroti terkait adanya intervensi yang dialami oleh kordinator aliansi BEM Sumbar.
"Aksi ini merupakan kebebasan berpendapat dan berekspresi mahasiswa. Kalau ada pihak yang intervensi ini merupakan tindakan pengekangan dalam berpendapat dan berekspresi tersebut. Adanya demo saat ini bentuk tolak ukur mengungkap kebenaran. Memang saya ditelpon oleh oknum yang dekat dengan penguasa, dan menanyakan sedang melakukan apa, dimana, Saya menjawab dan menjelaskan kegiatan yang dilaksanakan, oknum tersebut hanya diam dan menutup percakapan" ujar Dimas
Aksi demo perwakilan aliansi BEM Sumbar di depan Kantor Kejari Bukittinggi membawa spanduk serta keranda mayat yang menandakan matinya penegakan hukum di Kejari Bukittinggi. Aksi berjalan damai dan mahasiswa membubarkan diri dengan tertib. Adapun aksi ini dikawal ketat oleh TNI/Polri serta Sapol PP Bukitiinggi.
Tanggapan Kejari Bukittinggi
Wiwin Iskandar Islamy,S.H.,M.H, Kasi Intelijen Kejari Kota Bukittinggi juga menyampaikan tindakan yang telah di lakukan dalam penanganan kasus Baznas Bukitiinggi setelah aksi demo mahasiswa membubarkan diri.
"Kita mengingatkan bahwa laporan kasus Baznas Bukitinggi ini mengunakan dana hibah APBD Pemko sebesar Rp.1.5 milyar, bukanlah dana zakat maupun dana sedekah dan infak yang terkumpul dari masyarakat, Adapun pembagian sebesar Rp.700 juta yang digunakan untuk warung ustman. Kami sedang melakukan proses penyelidikan karena menyangkut nominal transaksi dan pembelian yang bervariasi, juga banyak struk pembelian yang harus kami hitung dan uji kebenaran nya.
Lebih lanjut, Wiwin Iskandar juga mengatakan bahwa hasil audit Baznas RI yang telah keluar belum diterimanya.
"Kami mencoba koordinasi dengan pihak Baznas RI agar dapat memberikan bantuan terhadap kasus yang sedang bergulir dan saat sekarang kami telah melakukan pemeriksaan terhadap saksi sebanyak 6 orang serta adanya keterlibatan caleg dalam warung ustman ini kami belum melakukan panggilan untuk memintai keterangan , jika ada keterangan dan bukti lain kami akan menerima sebagai pelengkap untuk membuktikan apakah benar adanya kesalahan yang terjadi"ucap Wiwin Iskandar
Jurnalis: RJA, Yoga Saputra