Klikata.co.id|Di setiap tahap sejarah, peradaban manusia telah dipandu oleh pemimpin yang tidak hanya memiliki visi tetapi juga kemampuan untuk mewujudkannya dalam tindakan konkret. Dalam konteks dunia modern yang penuh dengan perubahan cepat dan tantangan global, peran seorang pemimpin semakin kompleks dan krusial.
Untuk saat ini, bagaimana dengan Kota Bukittinggi? Kota yang memiliki peranan penting dalam sejarah panjang pada bangsa ini. Apakah pemimpin yang hadir telah membangun peradaban? atau sesuai dengan harapan masyarakat luas? dan tentu membangun peradaban tersebut, dilihat dari rekam jejak sebagai figur yang memupuni, dan dapat memainkan peran penting dalam tantangan yang dihadapi pada era kontemporer.
Figur yang membangun peradaban tentu melalui proses yang alamiah, dan tidak hadir begitu saja. Bagaimana sosok pemimpin yang lahir dari politik karbitan, demokrasi yang tidak terdidik, kemauan oligarki , dan tanpa proses? Bisa dipastikan pemimpin yang lahir tanpa proses akan terkesan tidak serius atau cenderung membuat keputusan, dan pernyataan secara terburu-buru tanpa pertimbangan matang.
Pemimpin hasil dari politik karbitan sering kali dipandang hanya mencari keuntungan jangka pendek atau popularitas tanpa memperhatikan dampak jangka panjang dari tindakan mereka, dan bisa dipastikan mereka hadir ditengah masyarakat tentu mewakili kepentingan kelompok tertentu.
Bagaimana dampak negatif dari pemimpin yang lahir dari politik karbitan ini? Ada dua hal dampak negatif yaitu pada masyarakat dan proses politik. Bagi masyarakat, tindakan pemimpin lahir dari politik karbitan dapat mengurangi kepercayaan publik, menyebabkan ketidakpastian, atau bahkan memperburuk situasi sosial dan ekonomi.Pada proses politik oleh pemimpin karbitan adalah kecendrungan mengambil keputusan tergesa-gesa yang mengganggu proses demokrasi, menciptakan konflik, dan merusak integritas institusi politik itu sendiri.
Apalagi pemimpin yang berkuasa atas kemauan dari oligarki politik. Tentu bisa dipastikan keputusan yang diambil oleh dirinya bisa diatur dan berdampak kerugian pada publik. Kembali kita membicarakan Kota Bukittinggi. Kota yang lahir dari sejarah panjang. Sebut saja Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, Tan Malaka, Rasuna Said, Buya Hamka, Haji Agus Salim, Muhammad Yamin, Mohammad Natsir, Mr.Asaat, tentu sederet tokoh ini membangun peradaban pada masanya. Pergerakan mereka dalam pemikiran membawa nilai luhur dan memiliki arti.
Perihal ini akan berbanding terbalik dengan pemimpin yang lahir dari politik karbitan, demokrasi yang tidak terdidik, bisa dipastikan tidak akan mampu membangun peradaban. Publik bisa menilai kondisi politik Kota Bukittinggi saat ini, stagnan, minimnya pemahaman, pragmatisme politik, hilangnya keberanian dalam menyampaikan kebenaran, transaksional politik, sehingga berdampak buruk dalam tatanan berdemokrasi.
Terjadinya degradasi yang signifikan dampak gagalnya pendidikan politik bagi masyarakat oleh partai politik itu sendiri. Kalau kita lihat dalam ruang publik, warga kota bisa menilai kondisi saat ini. Contoh yang sederhana: kewajiban pemimpin untuk menyampaikan pengunaan APBD secara terbuka, bantuan sosial,kebijakan publik, dll.
Contoh yang sederhana ini, tidak segampang dibayangkan untuk mengakses informasi tersebut oleh masyarakat luas. Apakah pengunaan belanja daerah, bantuan sosial, kebijakan publik sudah sesuai dengan peruntukan atau aturan? tentu pentingnya keterbukaan informasi publik ini secara transparan. Setali tiga uang, harapan masyarakat agar wakil rakyat dapat menjalakan fungsinya di parlemen tidak berdampak signifikan. Apalagi kecendrungan memilih langkah pragmatis dalam ranah/tanggungjawab publik. Timbulnya kondisi ini adalah dampak minimnya tingkat pemahaman politik masyarakat dan mudah dimanipulatif sehingga dieksploitasi oleh kepentingan politik tertentu.
Menjadi pemimpin yang membangun peradaban akan berdampak membuat keputusan publik menjadi terukur, terencana , dan terarah. Tentu masyarakat Bukittinggi yang dapat menentukan langkah baik atau buruknya kwalitas demokrasi tersebut. Ingat! melahirkan pemimpin membangun peradaban menciptakan demokrasi jauh lebih baik di Kota Bukittinggi.
#Kota #Pilkada #Bukittinggi #Tokoh #Publik #Demokrasi